Lensapos.com – Anda jengkel pada Ibu Sukmawati,
Sedangkan segelintir orang jengkel pada Anda.
Orang-orang yang jengkel kepada Anda merasa bahwa puisi yang dibaca Ibu Sukmawati itu tidak ada masalah.
Bukan berarti dia membela Ibu Sukmawati.
Akan tetapi, dia menganggap Anda-Anda ini belum siap dengan perbedaan.
Anda merasa bahwa isi puisi Ibu Sukma menghina Islam. Ributlah semua orang.
Mulai dari Anda : orang-orang Islam fundamentalis, moderat, liberal dan aliran apa saja kembali turun gunung bersilat lidah.
Membawa kebenarannya masing-masing.
Sedangkan Anda dari belakang menawarkan kebenaran yang ujung-ujungnya hanya menambah runyam keadaan.
Anda dihadapan Ibu Sukmawati—apa yang mesti Anda lakukan :
apakah Anda sibuk mencari-cari kesalahan Ibu Sukma lalu membawanya ke pengadilan, memenjarakannya.
Akibat, anda takut bahwa tanpa ada ganjaran maka akan selama-selamanya Islam tetap dilecehkan oleh orang. Di hina orang.
Ibu Sukma mesti di penjara–sebab itu pelajaran bagi mereka calon-calon penghina Islam di masa akan datang.
Atau Anda sedikit lebih lunak, meminta Ibu Sukma meminta maaf dihadapan khalayak atas kejadian yang menurut Anda—Islam Anda dilecehkan.
Ataukah Anda menyuruh Ibu Sukma lebih baik diam daripada bicara soal ajaran Islam yang dia tidak tahu. Maka selesailah persoalan.
Lantas, sudah Islam-kah Anda dalam menghujat Ibu Sukma. Sedangkan orang bijak berkata :
Ku sebut diriku saja muslim aku takut apalagi menyebut diriku Islam.